*semoga dibaca sampai akhir
:’)
Perkenalan
dengan seseorang yang tak terduga itu bukanlah sebuah kebetulan. Namun itulah
yang disebut-sebut dengan rencana Tuhan. Benar adanya roda berputar, dimana
saat kita benar-benar bahagia namun pada akhirnya kita juga akan merasakan kesedihan
yang begitu perih dan muncul lagi sosok kenyamanan dan bertemu lagi dengan
kekecewaan setelah itu keharmonisan dan begitulah seterusnya tak pernah berhenti
hingga dipertemukan ditempat yang indah yang bernama syurga-Nya Allah SWT yang
selalu di cita-citakan setiap makhluk Tuhan didunia ini.
Aku selalu merasa benar dimatamu,
namun aku merasa memang aku selalu benar dengan tindakanku. Padahal waktu aku
berlaku seperti itu, aku benar-benar tidak tahu, sikap apa yang bisa membuat
kamu lebih memperhatikanku.
Kamu adalah satu-satunya
pria yang susah aku perlakukan dengan “baik”. Hehe. Maksudnya, aku nggak bisa
perlakuin kamu seperti biasa aku perlakukan pria sebelumnya. Maafkan aku, bukan
karena aku tidak menghargai kamu, tapi aku bingung harus gimana. Saat aku
Tanya apa mau mu dan kamu maunya gimana, aku selalu kesal dengan jawabanmu yang
tiada kejelasan ! -_-
Hal
lainnya adalah, aku belajar untuk sabar dalam sebuah kepercayaan. Ya, sabar
dalam mempercayaimu..
Sejujurnya
aku takut kalau kamu lagi marah. Aku melawan karena aku nggak mau terlihat
salah. Sehingga kamu pasti beranggapan kalo aku selalu benar dan menjadi orang
yang tak mau disalahkan. Padahal aku hanya takut kamu memperlakukanku
seenaknya. Ataupun terkadang keegoisanku yang buat aku nggak mau terkesan
kalah. Sejujurnya aku nggak tahan kamu mendinginkanku lama. Ya,, aku hanya
ingin mencari perhatianmu dan ingin bermanja denganmu.
Aku
selalu ingin dimanja, bukan karena aku yang terlalu sombong. Tapi aku hanya
ingin merasa teristimewa, terpenting, bahkan terspesial ketika keadaan aku dan
kamu mulai biasa-biasa. Apalagi ketika kamu terlalu sibuk dengan duniamu. Aku
emang rewel akan hal kecil. Contohnya balasan sms yang lama singkat pula. Bukan
aku mencari masalah, tapi aku hanya ingin ada sedikit waktu yang kamu luangkan
dengan cepat. Semuanya aku yakin, kamu anggap alasan-alasanku nggak masuk akal.
Tapi hatiku yang membimbing aku, untuk menuliskan semua itu. Aku tulis dari
sudut pandangku.
Mungkiin
seperti ini cara ketulusanku mencintaimu
Dengan kerewelan dan
kemanjaanku selalu mericuhkan hari-hari kamu agar dapat perhatian. Jika caraku
ini salah, maaf. Jika caraku ini membuatmu tidak nyaman, maaf. Ya, cinta
terkadang berdasarkan pada kata maaf. Jadi jika kamu juga punya rasa yang sama
denganku, kamu akan memaafkan semua kekacauan yang aku buat.
Aku tak tau mengapa aku bisa
berfikir bahwa ada yang salah dengan hubungan ini. Dan aku yakin itu bukan
kebetulan semata dan ini bukan rencana tuhan yang sesungguhnya. Semoga saja aku
salah berfikiran seperti ini. Aku juga tau, mencintaimu adalah sebuah keharusan
aku menerima semua yang ada dikamu karena itu sudah resiko aku untuk
mencintaimu. Sifatmu, sikapmu, amarahmu, tawamu, dan lain sebagainya. Dan
inipun bukan suatu kebetulan yang kamu miliki yang harus aku terima. Terserah apa yang kamu lakukan, aku tetap
mencintaimu. Apapun yang kamu katakan, aku tetap berharap padamu. Dan apapun
sikapmu padaku, aku tetap menyayangimu.
Tapi aku terlahir
sebagai manusia yang terlalu sadar diri. Ketika semua sikapmu bertolak belakang
dengan sikapku. Entah apa maksudnya kebersamaan khayalan kita selama ini ?
Untukmu baca baik-baik ini.
“Aku sayang sama kamu. Dari
awal, aku selalu berusaha untuk “Sebagus” yang kamu mau. Tapi seperti yang kamu
tau, dari dulu hingga saat ini, aku berusaha sendiri. Aku berusaha
mempertahankan hubungan kita, sendirian. Aku
menguatkan hatiku saat kamu pergi, cuek, marah2, baik lagi, jutek lagi, datang
lagi, pergi lagi. Sampai hatiku udah kebal dengan semua itu. Berbulan aku
belajar untuk kesendirianku, tapi kamu datang lagi. Bawakan aku harapan lagi.
Aku mencintaimu lagi, dan kamu pergi lagi. Terus seperti itu. Apa salahku?! Kamu selalu membuatku tidak mencintai orang
lain selainmu, tapi sikapmu selalu membenamkan lagi untuk itu. Aku ingin
mempunyai mimpi lain selain kamu, tapi kamu selalu membuatku seakan aku tidak
boleh terbangun. Aku benar-benar ingin pergi darimu, saat kamu memutuskan
hubungan itu denganku. Tapi kamu selalu berhasil menghubungiku. Dan kamu tau?!
kamu bilang, kamu jangan menjauhiku. Iyalah, aku yang masih mencintaimu, udah
pasti senang akan hal itu. Tapi setelah itu?! kamu jauhi aku lagi. Seminggu ini
aku benar2 ingin jauh dari kamu. Aku hindari semua tentang kamu, aku ingin
biasakan hatiku tidak untukmu. Tapi aku ingin hubungan kita kembali pacaran, tapi
kamu tak pernah kasih penjelasan. Jadi kita ini apa?! Bantu aku untuk itu.
jangan hubungi aku kalau ujungnya buat jauhi lagi. Jangan buat aku seneng,
kalau diakhir malam, munajatku pada Tuhan hanya karena aku galau. Nggak usah hubungi
aku lagi. Semoga kita bisa dipertemukan dalam keadaan yang lebih baik. Saat
kamu, tidak memberiku harapan palsu. Dimana saat masa depanmu dan masa depanku
telah cocok dipersatukan dan mengerti akan kesalahan dan sadar akan sikap yang
salah selama ini..”
Dan
akhirnya aku memberanikan diri untuk mengambil keputusan tegas ini. Aku pergi,
dan benar-benar pergi. Pergi, karena aku ikhlas mencintaimu. Karena aku, sayang
hatiku dan tidak ingin membiarkannya terbuka untuk luka.
Hidup
adalah dunia nyata. Dengan harapan nyata yang harus bisa didapat. Dan jika
harapan itu semu, untuk apa hidup menyambutnya?! Aku mencintainya. Tapi tidak
untuk dibahagiakan dengan kepalsuan. Kondisi tidak memihakku untuk terus
berharap pada apa yang sudah tidak menjadi bahagiaku. Apa yang ada dihadapan,
itu yang bisa aku jalankan.
Disinilah
kita bisa sama-sama belajar bagaimana cara menerima. Sama-sama bercinta dengan
rasa sayang yang benar-benar adanya. Bukan karena keterpaksaan. Karena aku tak
pernah mencinta tanpa hati yang penuh.
Ikhlaskan
hati kita untuk saling menerima kekurangan. Maka aku berjanji, matahari pagi
yang sedang aku lihat sekarang ini, akan kubagi untuk masa depanku bersamamu
nanti. Jikalau kita di izinkan bertemu dini hari :)
Thanks
for reading
@nurmhala