Rabu, 23 April 2014

CERPEN "Gea dan Pria itu"

Kringggg… kring…
Suara handphone Gea berbunyi. Namun Gea tidak begitu tertarik dengan suara itu. Karena Gea tau itu adalah suara pesan masuk. Entah kenapa Gea tidak langsung mengambil handphonenya dan melihat pesan dari siapa barusan. Gea bahkan berfikir bahwa pesan itu dari operator. Dan setelah Gea melihat handphonenya. Ternyata memanglah dari operator. Tidak sempat Gea membuka isinya bahkan ditinggalkannya handphone itu di ruang tamu. Gea pun langsung pergi kekamarnya.
Gea merenung sejenak dan mengkhayalkan sesuatu yang bisa membuat fikirannya tenang dan sedang tak karuan itu. Sempat Gea berfikir bahwa dunia yang dia huni ini begitu sempit jika ditelusuri dan begitu luas jika dipandangi. Bahkan kini Gea bertemu dengan seorang pria yang dia sukai waktu SMP dan dulu pria tersebut adalah teman sekelas sepupunya.
Betapa bahagianya Gea bisa satu sekolah dengan pria itu. Hari yang dilalui Gea tak pernah membosankan. Bahkan Gea mendadak rajin kemusholah setiap hari dan setiap jam istirahat pertama berdentang. Iya, karena pria itu sering kesana. Kemudian pada jam istirahat kedua, Gea pergi keperpustakaan. Karena apa ? karena supaya Gea bisa sering melihat sosok pria yang disukainya. Kebiasaan-kebiasaan ini selalu Gea ciptakan setiap harinya, tanpa satu orang teman Gea pun yang tau maksud kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan Gea. Mungkin saja ada teman Gea yang menanyakan tentang hal ini. Namun seperti biasanya Gea menjawab dengan dan tanpa harus memberitahukan yang sebenarnya. Kemudian daripada itu semua teman yang menanyakan menganggap jawaban Gea masuk akal dan tak ada maksud lainnya.
Selama usaha Gea yang ingin bertemu setiap hari dengan pria itu. Namun apa hasilnya, Gea dan pria itu tak pernah saling bicara secara langsung. Semua teman-teman Gea pernah berbicara dengan pria itu namun tidak untuk Gea. Mungkin Tuhan belum mengizinkan agar Gea dan pria itu bisa bicara secara langsung dan bertatap muka.
Tibalah waktunya kelulusan SMA. Gea tak pernah memikirkan untuk mengikuti pria itu untuk melanjutkan kuliahnya. Fikir Gea, dia takkan pernah dekat dengan pria itu, bahkan selama 3 tahun satu SMA dengannya, tidak pernah mereka berbicara seperti teman-temannya yang lain. Namun mereka memang sempat berkenalan dan itu pun cuma sebatas kenal saja. Yang penting bagi Gea, dia tahu namanya dan dia tahu namaku. Dan itu sudah cukup.
Setelah memasuki dunia perkuliahan, tidak pernah sedikitpun Gea mencari tahu tentang pria itu. Gea sibuk dengan kuliahnya, bahkan kebiasaan Gea yang sering ngepoin pria itu di social mediapun tak pernah Gea lakukan seperti Gea masih SMA dulu.
Gea tahu semua tentang pria itu walau Gea tak pernah dekat dengannya. Karena salah satu sahabat Gea sebut saja namanya Eni. Eni lah yang menceritakan semua tentang pria itu kepada Gea. Dan Gea tak pernah meminta Eni untuk menceritakannya tapi waktu itu dikarena tidak ada topik yang dibicarakan saat itu.
Setelah mendengarkan cerita Eni. Gea mengerti dan ternyata Eni tetangga Pria itu dan mereka sahabatan sudah lama. Rupanya pria itu banyak sekali mantannya. Bagaimana tidak ? sosok fisik yang lumayan dikategorikan tampan dan walau badannya mungkin setara sama tinggi Gea, namun pria itu sungguh ahli dibidang musik. Bagaimana mungkin pria itu tidak digemari banyak orang.
Dimanapun pria itu berada dia selalu punya pacar. Saat pria itu pergi untuk menuntut ilmu (kuliah), maka pria itu memutuskan pacarnya yang tinggal sedaerah dengannya dan begitupun sebaliknya. Pria itu memutuskan pacarnya yang dikuliah saat dia libur panjang dan pulang kerumahnya dengan punya pacar baru yang sedaerah dengannya. Sungguh Gea tercengang dan kaget akan cerita yang di ceritakan Eni saat itu. sempat Gea tak percaya. Namun ternyata hal demikian adalah nyata adanya.
Apa maksudnya pria itu seperti itu ? pikir Gea dalam hati.
Kini tibalah saatnya libur perkuliahan dan libur kali ini lumayan cukup lama. Kini Gea tau kalau tenyata pria itu sudah pulang kerumahnya. Gea pun langsung berfikir pastinya pria itu sudah punya pacar baru lagi. Gea pun meyakini apa yang difikirannya dan untuk memastikan Gea pun bertanya pada Eni (sahabat pria itu). Gea selalu berhati-hati menanyakan ini, karena Gea takut kalau Eni curiga.
Ternyata pria itu baru putus dengan pacarnya yang satu kampus dengannya dan saat pria itu pulang kerumahnya, pria itu sedang tidak mempunyai pacar. Mungkin saja belum atau pria itu masih dalam masa PDKT sama seseorang yang didaerahnya, fikir Gea.
Setelah lamanya menikmati masa liburan, handphone Gea berdering dan ternyata Eni lah yang nelphone. Ditelphone itu Eni mengajak Gea untuk pergi makan besok dan tanpa basa basi, Gea pun mengiyakan ajakan Eni.
Tibalah waktunya Gea siap-siap untuk pergi makan bersama Eni. Rupanya Eni sudah didepan rumah menjemput Gea. Tujuan mereka pergi ke Restoran yang kebetulan restoren itu belum pernah Gea kunjungi sebelumnya. Karena Restoran tersebut baru dibuka dan dibuka baru kemarin. Sungguh luar biasa pengunjung restoran tersebut, sungguh begitu banyak peminatnya. Makanan yang ada pun juga begitu terasa enak, walaupun Gea belum pernah menyicipinya.
Ketika Gea melangkahkan kakinya memasukki restoran yang mewah itu, begitu terpananya mata Gea melihat suasana dirstron itu. Berkeliling mata memandangi semua yang ada di dalam restoran itu dan ternyata Gea melihat di sudut meja sebelah kanan paling belakang. Terlihatlah seseorang yang begitu rapi dan rupawan. Ternyata seseorang itu adalah pria itu.
Eni pun menarik tangan Gea dan menghampiri pria itu. Eni dan Gea pun duduk satu meja dengan pria itu. Rupanya pria itu sudah memesankan makan dan minum.
Betapa bahagianya hati Gea bisa bertemu dan betatap muka dengan pria itu dan kali ini begitu lama dan terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya antara Gea dan pria itu. Namun hati dan jantung Gea tidak seperti dulu saat waktu SMA melihat pria itu. Gea seakan biasa saja dan rasa suka Gea terhadap pria itu tidak muncul saat itu. Entah Gea pun bingung kenapa Gea merasakan biasa saja. Bahagia yang hadir hanya lah terasa sepintas saja.
Rupanya Eni lah yang merencanakan ini semua. Ya, merencanakan pertemuan antara Gea dan pria itu. Eni berniat ingin mendekatkan pria itu kepada Gea. Saat selesai makan. Tiba-tiba Eni ditelpon oleh mamanya. Bahwa pacar ibu angkat Eni datang kerumah. Lalu Enipun pulang dan meminta maaf pada Gea karena tidak bisa mengantarkannya pulang kerumah. Lalu Eni meminta pria itu supaya mengantarkan Gea pulang kerumahnya.
Kini di meja makan tinggal Gea dan pria itu. namun Meja lainnya penuh dan tak ada meja kosong yang ada direstoran itu. ya semua meja penuh.
Tibalah saat-saat pria itu ingin mengatakan sesuatu pada Gea. Dengan cara melihat mata pria itu, Gea tau bahwa pria itu ingin memiliki Gea. Rupanya benar felling Gea saat itu. Ya, pria itu menembak Gea. Gea pun terdiam dan bingung.
Gea serasa tak percaya dengan semua ini. Orang yang disukainya waktu SMA kini menembaknya. Apa yang harus Gea lakukan. Jawaban apa yang akan Gea keluarkan. Disisi lain rasa suka itu adanya dulu bukan sekarang. Namun bukankah ini yang Gea inginkan dulu bisa menjadi pacar pria itu. Banyak sekali fikiran yang menghatui Gea.
Gea tersadar, bahwa sebenarnya pria itu tidaklah serius dengan Gea. Pria itu ingin mencoba mempunyai pacar selama liburan perkuliahan ini dan ternyata Gea lah yang menjadi sasaran pria itu. Kini Gea terpaksa menolak cinta pria itu. Gea tak mau hati yang Gea rawat selama ini sakit cuma gara-gara menerima pria yang masih belum dikategorikan bijaksana. Ya, masih ingin mencari pacar hanya sekedar status saja. Terlihat begitu kecewanya pria itu saat Gea menolak cintanya. Bahkan diwaktu SMA tak pernah Gea melihat wajah pria sekecewa ini. Namun wajah itu tidak membuat Gea berubah fikiran. Tetap dengan keputusannya. Bahwa Gea tidak bisa menerima cinta pria itu.
Gea menjelaskan semuanya kepada pria itu, kalau diwaktu SMA Gea menyimpan rasa suka terhadap pria itu. diceritakannya kenapa Gea sering kemusolah dan keperpustakaan dan semua itu dilakukannya agar bisa melihat pria itu. dijelaskannya pula oleh Gea. Bahwa Gea tau kalau pria itu cuma ingin mempunyai status dimanapun ia berada. Gea dengan berhati-hati menasihati pria itu. bahwa tindakan itu sungguh tidak baik bahkan bisa menyakiti seorang wanita saat  wanita itu memang benar-benar mencintainya.
Geapun meminta maaf  kepada pria itu. Karena dengan lancangnya menasehati pria itu tanpa persetujuan darinya. Namun pria itu tidak mengatakan sesuatu kepada Gea. Dan selepas waktunya pulang pria itupun mengantarkan Gea pulang kerumah.

Dan akhirnya pria itu menyadari bahwa apa yang dia lakukan salah. Kini seorang Gea, wanita paling tegar sedunia telah membuat seorang pria yang dicintainya akhirnya mencintainya juga. Gea menolak bukan karena gea tidak suka lagi namun karena Gea tau apabila memang berjodoh, mereka akan bersatu juga :).
Read more ...