Kringggg…
kring…
Suara
handphone Gea berbunyi. Namun Gea tidak begitu tertarik dengan suara itu.
Karena Gea tau itu adalah suara pesan masuk. Entah kenapa Gea tidak langsung
mengambil handphonenya dan melihat pesan dari siapa barusan. Gea bahkan
berfikir bahwa pesan itu dari operator. Dan setelah Gea melihat handphonenya.
Ternyata memanglah dari operator. Tidak sempat Gea membuka isinya bahkan
ditinggalkannya handphone itu di ruang tamu. Gea pun langsung pergi kekamarnya.
Gea
merenung sejenak dan mengkhayalkan sesuatu yang bisa membuat fikirannya tenang
dan sedang tak karuan itu. Sempat Gea berfikir bahwa dunia yang dia huni ini
begitu sempit jika ditelusuri dan begitu luas jika dipandangi. Bahkan kini Gea
bertemu dengan seorang pria yang dia sukai waktu SMP dan dulu pria tersebut
adalah teman sekelas sepupunya.
Betapa
bahagianya Gea bisa satu sekolah dengan pria itu. Hari yang dilalui Gea tak
pernah membosankan. Bahkan Gea mendadak rajin kemusholah setiap hari dan setiap
jam istirahat pertama berdentang. Iya, karena pria itu sering kesana. Kemudian
pada jam istirahat kedua, Gea pergi keperpustakaan. Karena apa ? karena supaya
Gea bisa sering melihat sosok pria yang disukainya. Kebiasaan-kebiasaan ini
selalu Gea ciptakan setiap harinya, tanpa satu orang teman Gea pun yang tau
maksud kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan Gea. Mungkin saja ada teman Gea yang
menanyakan tentang hal ini. Namun seperti biasanya Gea menjawab dengan dan
tanpa harus memberitahukan yang sebenarnya. Kemudian daripada itu semua teman
yang menanyakan menganggap jawaban Gea masuk akal dan tak ada maksud lainnya.
Selama
usaha Gea yang ingin bertemu setiap hari dengan pria itu. Namun apa hasilnya,
Gea dan pria itu tak pernah saling bicara secara langsung. Semua teman-teman
Gea pernah berbicara dengan pria itu namun tidak untuk Gea. Mungkin Tuhan belum
mengizinkan agar Gea dan pria itu bisa bicara secara langsung dan bertatap muka.
Tibalah
waktunya kelulusan SMA. Gea tak pernah memikirkan untuk mengikuti pria itu
untuk melanjutkan kuliahnya. Fikir Gea, dia takkan pernah dekat dengan pria
itu, bahkan selama 3 tahun satu SMA dengannya, tidak pernah mereka berbicara
seperti teman-temannya yang lain. Namun mereka memang sempat berkenalan dan itu
pun cuma sebatas kenal saja. Yang penting bagi Gea, dia tahu namanya dan dia
tahu namaku. Dan itu sudah cukup.
Setelah
memasuki dunia perkuliahan, tidak pernah sedikitpun Gea mencari tahu tentang
pria itu. Gea sibuk dengan kuliahnya, bahkan kebiasaan Gea yang sering ngepoin
pria itu di social mediapun tak pernah Gea lakukan seperti Gea masih SMA dulu.
Gea
tahu semua tentang pria itu walau Gea tak pernah dekat dengannya. Karena salah
satu sahabat Gea sebut saja namanya Eni. Eni lah yang menceritakan semua
tentang pria itu kepada Gea. Dan Gea tak pernah meminta Eni untuk
menceritakannya tapi waktu itu dikarena tidak ada topik yang dibicarakan saat
itu.
Setelah
mendengarkan cerita Eni. Gea mengerti dan ternyata Eni tetangga Pria itu dan
mereka sahabatan sudah lama. Rupanya pria itu banyak sekali mantannya. Bagaimana
tidak ? sosok fisik yang lumayan dikategorikan tampan dan walau badannya
mungkin setara sama tinggi Gea, namun pria itu sungguh ahli dibidang musik.
Bagaimana mungkin pria itu tidak digemari banyak orang.
Dimanapun
pria itu berada dia selalu punya pacar. Saat pria itu pergi untuk menuntut ilmu
(kuliah), maka pria itu memutuskan pacarnya yang tinggal sedaerah dengannya dan
begitupun sebaliknya. Pria itu memutuskan pacarnya yang dikuliah saat dia libur
panjang dan pulang kerumahnya dengan punya pacar baru yang sedaerah dengannya.
Sungguh Gea tercengang dan kaget akan cerita yang di ceritakan Eni saat itu.
sempat Gea tak percaya. Namun ternyata hal demikian adalah nyata adanya.
Apa
maksudnya pria itu seperti itu ? pikir Gea dalam hati.
…
Kini
tibalah saatnya libur perkuliahan dan libur kali ini lumayan cukup lama. Kini
Gea tau kalau tenyata pria itu sudah pulang kerumahnya. Gea pun langsung
berfikir pastinya pria itu sudah punya pacar baru lagi. Gea pun meyakini apa
yang difikirannya dan untuk memastikan Gea pun bertanya pada Eni (sahabat pria
itu). Gea selalu berhati-hati menanyakan ini, karena Gea takut kalau Eni
curiga.
Ternyata
pria itu baru putus dengan pacarnya yang satu kampus dengannya dan saat pria
itu pulang kerumahnya, pria itu sedang tidak mempunyai pacar. Mungkin saja
belum atau pria itu masih dalam masa PDKT sama seseorang yang didaerahnya,
fikir Gea.
…
Setelah
lamanya menikmati masa liburan, handphone Gea berdering dan ternyata Eni lah
yang nelphone. Ditelphone itu Eni mengajak Gea untuk pergi makan besok dan
tanpa basa basi, Gea pun mengiyakan ajakan Eni.
…
Tibalah
waktunya Gea siap-siap untuk pergi makan bersama Eni. Rupanya Eni sudah didepan
rumah menjemput Gea. Tujuan mereka pergi ke Restoran yang kebetulan restoren
itu belum pernah Gea kunjungi sebelumnya. Karena Restoran tersebut baru dibuka
dan dibuka baru kemarin. Sungguh luar biasa pengunjung restoran tersebut,
sungguh begitu banyak peminatnya. Makanan yang ada pun juga begitu terasa enak,
walaupun Gea belum pernah menyicipinya.
Ketika
Gea melangkahkan kakinya memasukki restoran yang mewah itu, begitu terpananya
mata Gea melihat suasana dirstron itu. Berkeliling mata memandangi semua yang
ada di dalam restoran itu dan ternyata Gea melihat di sudut meja sebelah kanan
paling belakang. Terlihatlah seseorang yang begitu rapi dan rupawan. Ternyata
seseorang itu adalah pria itu.
Eni
pun menarik tangan Gea dan menghampiri pria itu. Eni dan Gea pun duduk satu
meja dengan pria itu. Rupanya pria itu sudah memesankan makan dan minum.
Betapa
bahagianya hati Gea bisa bertemu dan betatap muka dengan pria itu dan kali ini
begitu lama dan terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya antara Gea dan
pria itu. Namun hati dan jantung Gea tidak seperti dulu saat waktu SMA melihat
pria itu. Gea seakan biasa saja dan rasa suka Gea terhadap pria itu tidak
muncul saat itu. Entah Gea pun bingung kenapa Gea merasakan biasa saja. Bahagia
yang hadir hanya lah terasa sepintas saja.
Rupanya
Eni lah yang merencanakan ini semua. Ya, merencanakan pertemuan antara Gea dan
pria itu. Eni berniat ingin mendekatkan pria itu kepada Gea. Saat selesai
makan. Tiba-tiba Eni ditelpon oleh mamanya. Bahwa pacar ibu angkat Eni datang
kerumah. Lalu Enipun pulang dan meminta maaf pada Gea karena tidak bisa
mengantarkannya pulang kerumah. Lalu Eni meminta pria itu supaya mengantarkan
Gea pulang kerumahnya.
…
Kini
di meja makan tinggal Gea dan pria itu. namun Meja lainnya penuh dan tak ada
meja kosong yang ada direstoran itu. ya semua meja penuh.
Tibalah
saat-saat pria itu ingin mengatakan sesuatu pada Gea. Dengan cara melihat mata
pria itu, Gea tau bahwa pria itu ingin memiliki Gea. Rupanya benar felling Gea
saat itu. Ya, pria itu menembak Gea. Gea pun terdiam dan bingung.
Gea
serasa tak percaya dengan semua ini. Orang yang disukainya waktu SMA kini
menembaknya. Apa yang harus Gea lakukan. Jawaban apa yang akan Gea keluarkan.
Disisi lain rasa suka itu adanya dulu bukan sekarang. Namun bukankah ini yang
Gea inginkan dulu bisa menjadi pacar pria itu. Banyak sekali fikiran yang
menghatui Gea.
Gea
tersadar, bahwa sebenarnya pria itu tidaklah serius dengan Gea. Pria itu ingin
mencoba mempunyai pacar selama liburan perkuliahan ini dan ternyata Gea lah
yang menjadi sasaran pria itu. Kini Gea terpaksa menolak cinta pria itu. Gea
tak mau hati yang Gea rawat selama ini sakit cuma gara-gara menerima pria yang
masih belum dikategorikan bijaksana. Ya, masih ingin mencari pacar hanya
sekedar status saja. Terlihat begitu kecewanya pria itu saat Gea menolak
cintanya. Bahkan diwaktu SMA tak pernah Gea melihat wajah pria sekecewa ini.
Namun wajah itu tidak membuat Gea berubah fikiran. Tetap dengan keputusannya.
Bahwa Gea tidak bisa menerima cinta pria itu.
Gea
menjelaskan semuanya kepada pria itu, kalau diwaktu SMA Gea menyimpan rasa suka
terhadap pria itu. diceritakannya kenapa Gea sering kemusolah dan
keperpustakaan dan semua itu dilakukannya agar bisa melihat pria itu.
dijelaskannya pula oleh Gea. Bahwa Gea tau kalau pria itu cuma ingin mempunyai
status dimanapun ia berada. Gea dengan berhati-hati menasihati pria itu. bahwa
tindakan itu sungguh tidak baik bahkan bisa menyakiti seorang wanita saat wanita itu memang benar-benar mencintainya.
Geapun
meminta maaf kepada pria itu. Karena
dengan lancangnya menasehati pria itu tanpa persetujuan darinya. Namun pria itu
tidak mengatakan sesuatu kepada Gea. Dan selepas waktunya pulang pria itupun
mengantarkan Gea pulang kerumah.
Dan
akhirnya pria itu menyadari bahwa apa yang dia lakukan salah. Kini seorang Gea,
wanita paling tegar sedunia telah membuat seorang pria yang dicintainya
akhirnya mencintainya juga. Gea menolak bukan karena gea tidak suka lagi namun
karena Gea tau apabila memang berjodoh, mereka akan bersatu juga :).
haee adek.. :)
BalasHapuskalo boleh saran,
biasanya cerpen itu terdiri dari narasi dan dialog antar tokoh, dek.
Dan untuk dialog antar tokoh digunakan tanda kutip ("...")
^_^
iya mbak mksh sarannya :)
Hapusapabila memang berjodoh, mereka akan bersatu juga.
BalasHapusendingnya asiiik, ga perlu dikasih tanda kurung juga kok. cukup dikasih perkenalan kalo tokoh ini hubungannya apa sama tokoh yang lain. :D
Ceritanya bagus :)
iya jodoh emang gak kemana kok hehe
Hapushubungan tokohnya itu hmmm apa ya ? :D
makasih ya :)
apabila memang berjodoh, mereka akan bersatu juga.
BalasHapusendingnya asiiik, ga perlu dikasih tanda kurung juga kok. cukup dikasih perkenalan kalo tokoh ini hubungannya apa sama tokoh yang lain. :D
Ceritanya bagus :)